Minggu, 20 Januari 2008

Obat bagi fasisme adalah Moralitas Qurani


Fasisme adalah suatu ideology yang telah menimbulkan kerugian besar kepada kemanusiaan. Fasisme tidak hanya menyebabkan kematian dan siksaan pada jutaan manusia karena ras mereka, dan tragedy Perang Dunia II di abad lalu, tetapi juga upaya menghancurkan semua nilai kemanusiaan di mana pun ia muncul, dengan memperbesar “iklim ketakutan”. Di masa kini, fasisme tersebar di Timur Tengah, Amerika Latin, dan Negara-negara afika, juga dalam berbagai kecenderungan rasis yang terus mengikat dan organisasi-organisasi noe-nazi di Barat. Fasisme sebenarnya merupakan ideology laten di banyak negara di dunia, walaupun tidak disebut dengan nama itu. Pemikiran fasis juga menyebar ke “jalanan” di banyak Negara, dan segenap komunitas yang sekarang tengah bengkit, dengan biadab menikmati kekerasan dan pertempuran darah. Kerena inilah, seluruh dunia harus memulai sebuah “perang melawan fasisme”.

Ini tidak dapat dilakukan dengan langkah-langkah hokum dan ketertiban saja. Ideology ini tidak dapat dihancurkan dengan membuntuti kaum neo-nazi, atau mengenali yang bersalah dan mengajarkan mereka, atau dengan membom rezim fasis ini atau itu. Sebaiknya,ia hanya akan tumbuh dan berkembang lebuh jauh dengan taktik seperti itu.

Untuk mengalahkan fasisme, pertama kali penting untuk memahami apa itu fasisme. Fasisme adalah sebuah budaya. Akarnya adalah paganisme, konsep Darwinisme tentang “konflik”, dan rasisme Darwin. Agar fasisme dapat disingkirkan, takhayul-takyu ini harus dirobohkan.

Namun, cara-cara yang digunakan cenderung menghasilkan akibat yang berlawanan. Negara-negara Barat yang berkonforontasi denganb berbagai gerombolan fasis dan mengahncurkan jutaan dolar untuk mengkap, menghukum, dan menghancurkan mereka, sebenarnya selama ini membantu penyebaran kelompok fasis, karena mereka memberika pendidikan Darwinis kepada kaum muda mereka. Mereka mengajarkan kepada kaum muda itu bahwa kehidupan adalah sebuah arena kekejaman, sebuah medan pertempuran,dan agar dapat bertahan hidup orang harus berlaku kejam dan bertarung. Mereka juga menyebarka ide bahwa manusia adalah sebuah spesies hewan yang berevolusi dari suatu mahluk menyerupai kera, dan karenanya, ada ras-ras yang “lebih maju” dan “tertinggal” dalam proses evolusioner ini.

Nyaris tak terelakan lagi, seorang yang menerima pendidikan seperti ini akan menjadi fasis. Sehingga, fasisme menyebar, baik sebagai sebuah fenomena budaya yang spontan maupun pada suatu tingkat yang sistematik.

Karena itulah, Negara-negara seperti Jerman dan Inggris terjebak di dalam kontradiksi yang mengerikan, dengan membesarkan kaum fasis yang akhirnya terpaksa mereka lawan. Sistuasi seperti oaring yang menernakan banyak ular berbisa, kemudian melemparkannya ke tengah orang banyak, dan ketika ular-ular itu mulai membunuhi orang, ia betanya “mengapa mereka membunuh orang?” dan menciba mengangkapnya satu per satu. Tak ada artinya sejak semula membesarkan ular-ular berbisa ini, lalu kemudian berkata, “kita dapat memusnahkan mereka dengan mengunakan metode-metode pengawasan dan mereka dengan menggunakan metode-metode pengawasan dan penahanan yang tepat”. Solusinya adalah dengan menghancurkan metode dan fasilitas yang membesarkan mereka.

Uantuk menyingkirkan fasisme, Darwinisme yang disebut basis ilmiah ideology ini harus dikalahkan dan manusia harus diajakan konsep-konsep tentang cinta, kasih sayang, belas kasih, kemanusian, toleransi, dan keadilan. Pondasi dari konsep-konsep ini adalah Al Quran. Landasan dari sebuah duania yang damai, bukannya moralitas pagan, yang merupakan landasan dari fasisme serta mendorong manusia untuk terlihat dalam perang, pertumpahan darah, kekerasan dan rasisme.

Tidak ada komentar: